Rabu, 13 April 2011

'Banyak' mahasiswaku berpendapat pilihan kataku kadang terlalu tinggi...waduh, aku kok malah gak paham maksud 'tinggi' yang mereka pikirkan. Namun apabila kutipan seperti judul diatas dianggap tinggi mungkin karena terdenganr asing saja...dan harapanku mereka lebih sering mendengar bahasa seperti itu agar lebih luwes sebagai seorang intelektual.

Quo Vadis sebenarnya memiliki pengertian sederhana saja yaitu 'mau dibawa kemana'. kalimat tersebut sebenarnya mengutip dari buku Don Quisote, seorang ksatria yang ditemani hamba sahayanya. NKRI sendiri kependekan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi mungkin terjemahan bebas dari judul idatas adalah..mau dibawa kemana Republik ini!

10-13 April ini bertempat di kawasan AKMIL Magelang sebagai teritori Kodam IV Diponegoro, kami bersama beberapa intelektual yang luar biasa baik sipil maupun militer berbagi rasa dan bertukar kebingungan tentang makna 'bela negara'. Kadangkala menurut perspektif para Ksatria Militer berangapan bahwa apa yang dipikir oleh adiknya Rahwana, paling tepat di terapkan di Republik ini. Pokoknya Right or Wrong its My Country....., jadi jangan hina, buka rahasia negara atau coba usik-usik terutama masalah teritorial.

Menarik memang, mengingat salah seorang Jenderal Amerika pernah berkata..
"kami dapat menghancurkan AU dan AL Republik Indonesia dalam kurun waktu 3 jam namun butuh 30 tahun untuk mengalahkan AD karena kemanunggalan mereka dengan rakyat....."
jadi sepertinya ini yang menjadikan kita harus lebih menghargai tentang koramil dll...karena Republik "kere" yang kita huni ini memang sangat sulit menghadapi tantangan dan ancaman jika tidak ada kemanunggalan antara angkatan bersenjata dengan rakyat....jadi ingat pak Dirman'

 Di sisi lain kami sebagai intelektual sipil, menganggap bahwa tantangan terbesar bukan terletak kepada senjata tapi 'lebih' kepada ketidak mauan kita menjadi 'pintar'. ketidak perdulian meningkatkan SDM ini yang menyebabkan kita sering terheran-heran kepada bangsa lain, entah orang jepang, amerika atau cina. Keheran yang tidak memiliki jawaban hanya menimbulkan frustasi sehingga yang ada cuma api kemarahan,...sehingga dengan mudah kita menjustifikasi dan membenci mereka. Kita bisa membeci orang Amerika, menghakimi orang cina...  samakan dengan yang dialami saudara di Papua pada orang Jawa?

Pendidikan.....

apakah dengan ilmu kita hanya berharap bisa memilki rumah, mobil, atau cuma berharap bisa dapat jabatan atau mungkin mencoba berjudi dengan ujian CPNS?

sadari Saudaraku, sepertinya memang KITA yang selama ini punya masalah. Soal apa yang terjadi di NKRI ini, jangan menyalahkan anggota DPR yang bermaksud membangun menara gading ditengah kemlaratan republik ini. Jangan pula mengutuk Melinda Dee dengan kantongnya yang mekar...atau penampakan gayus yang mampu menyaingi David Coperfield dengan ilmu menembus terali besinya.

Kita tidak pernah bercermin dan berkata.....
wahai Republikku
wahai Orangtuaku
wahai Orang Miskin di bawah Jembatan
sesungguhnya Alloh Jazza wa Jalla sudah menganugerahi dan memudahkan Kami untuk menuntut ilmu
sayangnya....
apa ilmu yang sudah kami Zakatkan padamu
apa ilmu kami sudah mampu mengangkat derajat kalaian sebagaimana kami deingkat derajat olehnya


jadi tanyakan pada diri kita
mau KITA apakan NKRI ini dengan ilmu yang kita miliki


..........Barokolloh Li Walikum

Jumat, 25 Februari 2011

Kemenangan diatas Kebenaran

Tidak setiap diantara kita 'yakin' bisa menang dan mempertahankan nilai kebenaran. Lebih banyak yang ragu dan berharap bisa mengambil jalan pintas karena meyakini kebenaran itu mempersulit teraihnya harapan yang dibangunnya. Jika dilogika... apakah kemenangan yang mungkin di dapat (tanpa didasari kebenaran) akan membuatnya tenang?

Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang meraih kemenangan (karena berada) di atas kebenaran, orang-orang yang menelantarkan mereka tidak akan mampu menimbulkan bahaya kepada mereka, sampai datangnya urusan Allah sementara keadaan mereka tetap seperti itu .”HR Muslim

Kebenaran jangan dinilai sebagai pil pahit. Kebenaran anggap saja bagai pil Viagra, yang akan membawa rasa percaya diri dan kebahagiaan karena berlangsung "lebiih panjang" kenikmatan yang diperoleh. Kebenaran seperti ilmu, membuat sesorang melangkah dengan yakin, karena jauh di dalam hati tidak ada gejolak batin yang mengganggu. Nabi bersabda,  "Dosa menciptakan kekacauan dalam hati." Tunggulah, bila dalam keadaan begini, perintah batin. Bila kau diperintahkan untuk mengambilnya, maka lakukanlah sesukamu. Jika kau dilarang, maka jauhilah dan anggaplah itu sebagai tak pernah maujud, dan berpalinglah ke pintu Allah, dan mintalah pertolongan dari Tuhanmu.

Kadangkala saat kita berusaha menjunjung kebenaran, begitu banyak godaan. Kita paham bahwa kemenagan akan teraih, tapi jebakan untuk menutup mata terhadap kebenaran yang ada begitu banyaknya sehingga timbul keraguan. Rasulullah menjelaskan bahwa "Campakkanlah segala yang menimbulkan keraguan di benakmu, dan ambillah yang tak menimbulkan keraguan," memerintahkanmu untuk melecehkan yang ada di tangan manusia, untuk tak mengharapkan sesuatu pun dari manusia, atau untuk tak takut kepada mereka, dan untuk menerima serta berharap kepada karunia Allah.

sebenarnya prinsip meraih kemenangan diatas kebenaran sangat sederhana. "Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan", karena di saat itulah kita menjadi 'sesuatu' tidak berhenti dan mereacuni diri dengan harapan kosong.

semoga Kemenangan apapun yang diharap Saudaraku, meski hanya 'cinta' atau mungkin kebahagiaan hakiki di ridhoi yang maha Kuasa dan Penguasa Qadha dan Qadhar. Jazakumulloh Khair

Minggu, 30 Januari 2011

Salahkah aku jika mencintai berbeda agama..?

suatu saat ada sahabatku bertanya "Vic, kenapa kamu mau bekerja di instansi yang bisa memperbesar kapital agama yang berbeda dengan keyakinanmu..?"

Sahutku sederhana saja "memangnya rasul dulu saat berdagang hewan ternak milik orang muslim? setahuku malah milik orang yahudi juga Beliau bawa untuk diperjual belikan.."

hmm.. seperti yang kalian pikirkan, saat ini seseorang begitu mudah mengkotak kotakan perbedan

ada yang mengkotak-kotakan perbedaan atas nama agama..., Kami Muslim, Jangan sholat di masjid ini, kamu Sunni atau syiah?
ada yang mengkotak-kotakan perbedaan atas nama daerah asal...., wong jowo mas, ojo nikah dengan dengan orang..., bla..bla...
ada yang mengkotak-kotakan perbedaan atas Golongan...., kita pendukung Presiden, Kami anak partai A,..capeek deh
dan parahnya lagi ada yang mengkotak-kotakan perbedaan atas nama klub sepakbola..., woo itu anak klub Persebaya..lempari, bunuh... hadeeh

saat perbedaan menjadi konsentrasi, jangankan persahabatan.., nyawapun terlihat murah

pertanyaanya sebenarnya sederhana "apa yang membuat Anda merasa Sempurna sehingga membuat kami tidak pantas tertawa bersama..?"

begitu banyak yang bisa dibangun dengan paradigma persaudaraan
begitu banyak kesempatan yang bisa diraih dengan saling bergandeng tangan
akan selalu tersingkir duka jika kita bisa tertawa bersama

jadi salahkah aku jika mencintai kalian meski agama kita mungkin berbeda..?


Jumat, 14 Januari 2011

Bencana Sejarah yang (mungkin) Terulang Kembali

“sesungguhnya, sebelum keluarnya Dajjal adalah tempo waktu tiga tahun yang sangat sulit, di mana pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat. Allah memerintahkan kepada langit pada tahun pertama darinya menahan 1/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 1/3 dari tanamannya. Kemudian Allah memerintahkan kepada langit pada tahun kedua darinya agar menahan 2/3 dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan 2/3 dari tanam-tanamannya. Kemudian pada tahun ketiga darinya Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, lalu ia tidak meneteskan setitik airpun dan memerintahkan bumi agar menahan seluruh tanamannya, maka setelah itu tidak tumbuh satu tanaman hijau pun, dan semua binatang berkuku akan mati kecuali yang dikehendaki Allah. Para sahabat bertanya, ‘dengan apa manusia akan hidup pada saat itu?’ beliau menjawab, ‘Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan’.” (HR. Ibnu Majah)

Entah suatu kebetulan atau memang Alloh SWT memberikan 'ide' yang aneh, karena pagi ini tiba-tiba timbul keinginan untuk menulis artikel ini dan tiba-tiba saat membuka satu situs ada sebuah berita "Presiden hari ini canangkan gerakan pencegahan Anomali iklim"....

Tulisan ini sebenarnya hasil pengamatan mengenai fenomena iklim di daerah penghasil Gandum yang sekarang rata tertimpa bencana, seperti Australia dengan banjirnya, Eropa dengan musim dinginnya...maka hati-hatilah kalian wahai mie ayam lovers..., waspadalah!!! karena sebentar lagi harganya akan naik laksana cabe merah

Anomalie Cuaca dijelaskan oleh Aa' Wiki sebagai "Kondisi cuaca yang menyimpang dari keseragaman sifat fisiknya" dan Subhanolloh, kita semua sudah menjadi saksi sejarah perbuatan menyimpang tersebut...
bukan.., bukan..., bukan perbuatan menyimpang robot gedek atau Ariel yang suka menyimpan 'kenangan indah' di hard disk kompiku (loh?!?) tapi kita sudah merasakan bagaimana musim panas 2010 kemarin diisi dengan kesibukan membawa mantol di sepeda motor, payung di tas kuliah... bahkan beberapa kali kita bergumam laksana pak tani yang bingung mau menanam apa di lahan mereka hari ini mengingat semua berbeda dari yang biasa terjadi

...Anomalie

kalau boleh mengutip sedikit background hikayat nabi Yusuf AS yang ganteng, bahwa Beliau menjadi menteri karena kemampuannya meadministrasi bahan panganan di kerajaan mesir bukan hanya karena sukses mengartikan mimpi. 7 masa atau mungkin kita mengartikan 7 tahun Mesir tertimpa paceklik, entah karena anomali yang mungkin tidak ada mirip-miripnya dengan si embak global warming sekarang ini. Namun yang pasti di hikayat tersebut jelas bangsa Mesir berhasil lolos dari bencana paceklik berkat ke "lihay'an" Nabi Yusuf AS. Nabi Yusuf AS tidak saja lihay mengartikan mimpi karena Beliau kemudian mencoba dan mengaplikasikan ilmunya untuk mengantisipasi bencana yang akan datang. Bahkan posisi Beliau sebagai menteri jelas menunjukakan kekuatan kepemimpinan sehingga kerajaan Mesir bisa selamat dari bencana paceklik 7 tahun ini.

dan saat ini entah ada yang sudah bermimpi atau mungkin bertafakur bersama 'mbah Google' seperti ku mencermati ada beberapa 'variabel' yang mungkin bisa kita pahami sehingga mungkin memunculkan bencana yang mirip di beberapa bulan ke depan...

kalau memang apa yang di sebutkan dalam hadits tersebut memang 'hanya' 3 tahun, kiranya apa yang akan terjadi? mengingat kelaparan tidak pernah berdiri sendiri...bencana tersebut akan mengajaka 'pembunuhan', 'korupsi', ' keculasan' dan bebrapa sohib dekat lainnya
sedangkan di Republik ini, manusia sudah banyak yang kehilangan sifatnya sehingga sering 'tidak' pantas disebut sebagai manusia. Nurani tenggelam di antara ketamakan dan keinginan untuk 'kenyang'. Tangis saudaranya pun tertutup suara dengungan gemrincing uang.
entahlah...untuk kali ini kali ini saya cuma mau sedikit berkotemplasi agar saat bencana 3 tahun itu datang, ada sahabat yang bersiap diri sehingga mampu menyelamatkan diri bahkan mungkin bisa membantu saudaranya...


Jika memang benar akan ada kemungkinan bencana kelaparan yang besar...
Jika memang benar pasti semakin berlarut-larut Anomalie yang terjadi...
Jika semua yang kita 'prediksi' akan terjadi...

kitra-kira apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi?

---Siapa yang lebih Siap, pasti lebih Beruntung---