Selasa, 10 Maret 2009

Kambing Jantan The Movie ..benar-benar dikorbankan

Semangat banget hari minggu itu, setelah pulang ngajar outbond dan Alhamdullilah masih sempat tidur siang akhirnya malam itu kututup kegiatan seharian dengan nonton kambing jantan the movie...

semuanya dimulai dengan amat sangat baik
hari yang cerah, tiket gampang dan posisi nyaman, perut kenyang, dan masih sempet ke wc biar nonton tidak terganggu acara beser

tapi.. (yup, awalan "tapi" selalu berkonotasi negatif!)

Filmnya itu lho.. ternyata jauh api dari panggang

saran buat Radith..

1. Tiru cara andrea hirata dalam mefilm'kan laskar pelangi, disana jiwa yang tergambar didalam buku semakin mantab terasa saat difilmkan
2. Untuk film yang selanjutnya tidak usah bekerjasama dengan group india yang cuma bikin perfilman Indonesia seperti pelacur.. "sok pasar'.. yang jelas tergambar itu bukan jiwa kambing jantan tapi seri konyol dari AADC (ada apa dengan cinta)
3. Saat membuat cerita bayangkan penonton akan merasa termotivasi terhadap setiap detik peristiwa yang terekam bukan film yang memaksakan diri ingin dilihat keren, sukses, super idol,... sombong!!! wah itu kata yang paling sering diucapkan saat diskusi pasca nonton film ini
4. yang menghibur di film ini cuma saat ayah radith dan harianto keluar.. selain itu hanya kenorakan dari tipikal sinetron indonesia
5. soal gaya cerita bertutur sah-sah aja, tapi makin bagus kalau yang ngomong berkarakter bukan seperti orang berdeklamasi
6. siapkan dana buat bikin efek, masak mimpi meraih uang kok tergambar kayak film indie yang bebudget minim
7. Film kok scene perscene begitu pelan..sepertinya tidak ada sesuatu yang bikin penasaran, degdegan atau apapun itu (perasaan nonton tapir kawin di discovery channel lebih "seru" daripada film ini)

mau menyalahkan radith kok tidak tega yaa, tak pikir dia paling korban mafia india perfilam Indonesia yang hobinya menghancurkan dunia film indonesia itu sendiri. kalau memang suka dibilang sukses yaaa monggo saja, tapi dalam kesimpulan bagus tidak film ini jelas terlihat dari hampir sebagian penonton ngantuk dan menganggap seperti "sinetron" yang dipadatkan jadi 2 jam....

kesimpulannya hasil nonton film ini adalah

Kasihan.... sebuah buku yang bagus dibantai hanya demi sebuah kesan sukses "buku ini sudah di filmkan"


coba kalau mau mencontoh eksplorasi tim yang mefilmkan laskar pelangi atau ayat-ayat cinta.. pasti hasilnya tidak membosankan seperti ini


*sigh*

5 komentar:

BandiT Kesiangan mengatakan...

Maaf yang di film Kambing Jantan itu Harianto bukan Hartono...

Salam kenal...

Anonim mengatakan...

siapa tuh bandit kesiangan? emang lu bangun kesiangan kali yee, siapa jugag yg nulis HARTONO?? JELAS2 PAK VIKTOR NULISNYA HARIANTO..
HARTONO MAH bapakku..

whatever is it.. tapi emang si radit kasian bgdd kesannya kayak korban pencabulan ajaa gitu, novelnya dicabuli dan dipaksa, disogok untuk difilmkan.. malah terkesan memaksakan.. hhhh

for more.. gag usah nonton film indonesia lagi deh di bioskop, MARK IT!!!

Abdi Dalem Oceh-Ocehan mengatakan...

si bandit sudah bener ndy, aku yang salah..

hiks

emang sudah sempet tak benerin, anyway matur nuwun mas bandit

Anonim mengatakan...

@ndy : iyu... mending nonton pearl harbour... hmmm two thumbs for the nurse :p hahaaaa

@pak victor : yang sabar pak,,,kalo kurang mantav ma film indo bikin film indie aj :D

Anonim mengatakan...

salam, y@z ^^