Kamis, 10 Juli 2008

Buat temen-temen perawat

ini artikel asyik yang tak'unduh dari kompas community, sayangnya dari info terbaru..jadi perawat di indonesia itu butuh modal minimal (ampe lulus) +/- 80 juta
ya olloh ya karim...aku aja lulus S1 kalau ditotal (plus uang penelitian skripsi) +/- 5 juta
moga-moga kita smua cepet balek modal aja deh....diampuni dosa-dosa
dan dibarokahi rejekinya plus ditambahi biar bisa nglanjut kuliah, nyekolahin anak putu...dan ngasih warisan

amin


Peluang Tenaga Perawat di Jepang
Astuti - Osaka, Jepang(dari kompas kommunity)

Satu issue penting saya peroleh minggu kemarin dari rekan Jepang yang pernah tinggal di Jakarta adalah masalah peluang pengiriman nurses dan care workers ke Jepang. Menurut rencana mulai bulan Agustus 2008, pemerintah Indonesia akan mengirimkan 400-600 orang tenaga perawat medis yang terdidik untuk bekerja sebagai asisten perawat di Jepang. Tentu saja peluang seperti ini harus dimanfaatkan, tetapi bagi calon tenaga kerja juga harus mengetahui tantangan yang akan dihadapinya nanti di negeri impian.

Kebetulan beberapa hari kemudian saya bertemu dan mendengarkan presentasi yang bagus dan informatif dari rekan Elsi Dwi Hapsari, yang sedang mempelajari tentang dunia keperawatan di jepang. Jangan kaget kalau nanti ada perawat lulusan S-3. Sugooi….bukan main, saya senang bertemu dengan wanita wanita muda cerdas bersemangat seperti ini. Nah di sini saya coba sampaikan tentang issue ini, mudah mudahan dibaca oleh para calon perawat yang ingin bekerja di Jepang.
http://www.flickr.com/photos/thirnbeck/484756354/ Nurses heading to work at Bintaro, Indonesia
Mengapa Jepang Membutuhkan Tenaga Perawat Asing?
Menurut statistik harapan hidup orang jepang pada saat ini cukup tinggi, 83 tahun, sedangkan tingkat kelahiran hanya 1,39, artinya bahwa nantinya jumlah orang tua akan bertambah banyak sedangkan jumlah generasi mudanya diperkirakan mengalami penurunan. Selain itu tingkat kesejahteraan dan kemajuan ilmu kedokteran yang tinggi juga berdampak pada menurunnya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup (life style), misal sakit jantung.
Nah pemerintah Jp berpikir jauh ke depan, pada tahun 2020 saja diperkirakan 1 dari 4 orang Jp akan berusia 65 tahun, jika penduduk Jp adalah 120 jt, maka akan ada 30 juta penduduk Jp berusia lanjut. Pada saat ini terdapat 1,3 juta orang yang bekerja dengan profesi perawat di Jp. Dengan tingkat kelahiran yang menurun, pekerjaan yang berat, gaji yang tidak tergolong besar animo menjadi asisten perawat bagi generasi muda Jp menurun. Sementara kebutuhan asisten perawat untuk perawatan manula di rumah meningkat, meski kita tahu bahwa seringkali ortu Jp tinggal bersama anaknya, akan tetapi jumlah perawat ini tetap tidak mencukupi. Pada tahun 2008 saja terdapat kekurangan tenaga perawat sebanyak 37.100 dan tahun 2010 sebanyak 15.900 (E.D. Hapsari, H. Matsuo).
Standard dan Pendidikan
Segala sesuatu di negara maju memiliki standard, contohnya JIS (Japan Industrial Standard) yang digunakan sebagai standard Industri Jepang. Demikian pula dengan perawat. Profesi sebagi perawat di Jp diperoleh setelah melalui jenjang pendidikan setara D-3 dan D-4 dan lulus ujian nasional Jp untuk memperoleh lisensi perawat. Setiap tahunnya 50.000 student masuk sekolah perawat. Jenjang pendidikan perawat beragam tetapi tidak disampaikan di sini karena bukan kompetensi saya, untuk yang serius ingin mempelajari tentu dapat mencari informasinya.
Nah jumlah student yang belajar sebagai asisten perawat ini menurun sedangkan student yang masuk univ sebagai perawat jumlahnya tetap. Lowongan sebagai asisten perawat inilah yang ditawarkan kepada beberapa negara termasuk Indonesia. Masalah pendidikan keperawatan di Indonesia juga tidak saya utarakan di sini, beberapa universitas mempunyai program keperawatan baik D-3 maupun S-1.
Terdapat perbedaan antara perawat di Indonesia dan Jp. Perawat di Indonesia biasanya mumpuni dapat mengerjakan apa saja bahkan kadangkala mengobati, apabila ditempatkan di daerah terpencil yang kadang tidak ada doktter. Di Jepang, perawat bertugas sesuai dengan lingkup wewenang yang dibebankan kepadanya berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh Ministry of Health and Welfare. Tugas seorang asisten perawat di Jp adalah hanya merawat berdasarkan instruksi yang diberikan oleh perawat, dokter atau ahli farmasi.
Rekruitment tenaga perawat yang akan bekerja di Jp ini ditangani oleh DepKes, persyaratannya dapat diperoleh di website Depkes mestinya, nah salah satu persyaratan yang menarik adalah gak boleh bertatto, jadi maaf ya EQ. Perlu saya berikan tips, biasanya kesempatan atau lowongan pekerjaan selalu bersifat mendadak, maka sebaiknya anda yang berminat mencari kerja selalu siap setiap saat. Sayang jika kuota tidak terpenuhi hanya karena masalah ini.
Sebetulnya pengiriman tenaga perawat Indonesia ke LN sudah sering dilakukan, ke Belanda misalnya untuk merawat orang tua, UEA, England dll. Semuanya menggunakan standard negara penerima, nah sayangnya prosentase kelulusan yang dapat melalui passing grade dibandingkan dengan jumlah peminatnya, masih sangat rendah. Rekan rekan perawat yang membaca KoKi semoga dapat menjawab mengapa demikian.
Tantangan Bahasa dan Gegar Budaya
Untuk menjadi seorang asisten perawat di Jp, diperlukan lisensi, dimana examinationnya dilakukan dalam tulisan dan bahasa Jepang. Mungkin kalau huruf katakana dan hiragana saja dapat dipelajari, tapi kalau sudah kanji, tentu perlu waktu yang tidak sebentar. Mengapa harus menguasai tulisan dan bahasa Jp untuk menjadi nurse?
Kita tahu bahwa tugas merawat pasien memerlukan interaksi dan komunikasi karena berhubungan dengan manusia. Jika yang dirawat adalah manula maka biasanya maunya tentu berbahasa Jp, kalau pakai bahasa lain misalnya khan capeee deh, adanya malah kesal khan? Kemudian dalam merawat memerlukan pembuatan laporan medis pasien, entah hanya berupa ceklist atau tulisan, bagaimana coba kalau tidak bisa tulisan Jp. Maklum meski termasuk negara maju, Jp sangat cinta dengan segala budaya yang dimilikinya, termasuk huruf kanji, yang sebenarnya merepotkan bagi orang asing.
Gegar budaya atau shock culture jelas harus dipersiapkan. Bekerja di Jp itu berat, etos kerja mereka sangat tinggi, gesit, trengginas dan tidak berhenti kerja sebelum waktunya, bahkan bagi orang tua yang bekerja sekalipun, tidak mengenal exused. Saya melihat ibu ibu yang bekerja di dining room di tempatku tinggal sudah berusia 64 tahun tetapi gesit sekali, juga pelayan restoran, apalagi yang ramai, mereka tahan berdiri dan gesit melayani pengunjung berjam jam, benar benar tanpa kenal lelah. Tentu hal yang sama akan dituntut dari para pekerja asing.
Kemudian bagi yang beragama Islam yang memegang aturan harus makan daging sembelihan yang halal, harus memperhitungkan sebelumnya dan mencari solusinya, nanti dapat dipelajari. Belum lagi jika ada penolakan dari keluarga pasien yang akan dirawat. Pisah dengan keluarga dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Ini adalah sedikit tantangan yang harus dihadapi.
Jangan Kalah Sebelum Bertanding
Program pengiriman nurses dan care workers ke Jepang adalah salah satu program G to G (antar pemerintah), yang merupakan salah satu perwujudan Economic Partnership Agreement (EPA) yang ditandatangani presiden SBY dan PM Jepang.
Beruntunglah para calon perawat ini, mereka akan dipersiapkan selama 6 bulan yang akan ditangani oleh Japan International Corporation of Welfare Services, badan ini akan menjadi mediator, sebelum disalurkan ke hospital, klinik maupun keluarga yang membutuhkan perawatan.
Pemerintah Jp akan mengeluarkan visa khusus bagi mereka, 3thn untuk nurses dan 4 tahun untuk care workers. Jika dalam 3 thn mereka tidak lulus ujian untuk memperoleh lisensi mereka akan dipulangkan. Hanya yang berlisensi yang boleh bekerja, bahkan dapat memperpanjang visa dengan interval tersebut tanpa batas.
Di TV terlihat perawat dari vietnam yang lancar berbahasa Jp. Rekan Jp saya mengatakan bahwa perawat dari Indonesia yang diwawancarai menyambut positif kesempatan ini, hanya saja mereka mengatakan tidak ingin tinggal selamanya di Jp. Saya tertawa dan mengatakan lha ya iyalah, negara sendiri kadang membuat rindu meski kadang pedih perih.
Mau tahu berapa gajinya perbulan?, bagi asisten perawat dan care workers masing masing adalah 200.000 ¥ dan 175.000¥ (1¥ = Rp86,-). Saya kurang tahu apakah jumlah ini sudah termasuk biaya hidup dan akomodasi.
Selamat Berjuang!
Selamat datang di negeri dongeng nurses dan care workers Indonesia, langkah pertamamu akan membuka jalan bagi rekan rekan anda yang lain. Hidup adalah kesempatan dan perjuangan, gunakan kesempatan sebaik baiknya, raih masa depanmu, jangan cengeng dan selamat berjuang saudaraku!
Salam dari Osaka
Refference:
Ø Elsi Dwi Hapsari, Hiroya Matsuo, ”Challenges for Indonesian Nurses Who Work in Japan”, Saresehan KonJen Republik Indonesia Osaka, 29 Juni 2008
Ø Lion Channel, 26 Juni 2008
Ø Berbagai sumber

Tidak ada komentar: